top of page

Casey Stoner Ungkap Rival Yang Sangat Dihormati Saat Masih Membalap, Siapakah dia?


Foto : BT Sport

Casey Stoner mengakhiri karirnya di MotoGP pada tahun 2012. Sukses memenangkan dua gelar MotoGP, 45 kemenangan (38 di kelas MotoGP), total 89 podium dan 43 pole position membuatnya layak dianugerahi sebagai seorang legenda. Pada dua seri balapan terakhir di tahun ini, pria berusia 36 tahun itu kembali ke paddock untuk pertama kalinya, setelah absen lebih dari tiga tahun lamanya. Stoner hadir di paddock Ducati, memberikan saran untuk para pembalap, serta melayani sesi wawancara dengan beberapa media.

Foto : Jorge Lorenzo

Media asal Jerman Speedweek menanyakan suatu hal kepada Casey Stoner. Selama berkarir di MotoGP, siapakah rival yang paling disukai oleh Stoner dan layak dijadikan referensi baginya. Pembalap asal Australia itu secara terang-terangan menganggumi karakteristik rider seperti Jorge Lorenzo, rivalnya dari Yamaha. Menurut Stoner, sifat konsisten Lorenzo sangat layak diapresiasi oleh pembalap saat ini. Stoner menilai Lorenzo sangat kuat, bahkan mampu mempertahankan catatan waktunya dari lap per lap dan tampil mendominasi di sepanjang balapan. “Saya menghormati seseorang yang bisa mendapatkan hasil maksimal dari sebuah seri balapan. Salah satu lawan terberat saya, yang selalu saya hormati, adalah Jorge (Lorenzo), yang bisa melewati putaran demi putaran dengan catatan waktu yang nyaris sama," ungkap Stoner, dilansir dari laman Speedweek.


Foto : Jorge Lorenzo

"Sama seperti saya menikmati diri saya sendiri ketika saya harus menyelesaikan semua putaran dan benar-benar mendorong motornya, saya juga menikmati melihat dominasi pembalap ketika saya menontonnya," akui legenda MotoGP asal Australia itu. "Orang-orang biasanya tidak menyukainya, mereka ingin melihat balapan dengan aksi salip-menyalip. Tapi saya menghargainya ketika seseorang turun ke lintasan dan tampil mendominasi," jelas mantan pembalap Ducati dan Honda tersebut. "Dari sudut pandang saya, itu jelas lebih baik daripada pembalap yang (hanya) bisa menghabiskan satu putaran dan kemudian turun secara perlahan-lahan," tutupnya. Jorge Lorenzo memang dikenal sebagai salah satu pembalap yang paling konsisten dalam mempertahankan race pace ketika sedang memimpin balapan. Itu juga merupakan filosofi yang dipegang teguh oleh porfuera saat masih aktif membalap. Rythmic like hammer, smooth like butter.

Comments


bottom of page