Pabrikan KTM dikenal sebagai salah satu pabrikan yang kerap sukses mengorbit pembalap-pembalap muda hingga mencapai level MotoGP.
Johann Zarco, Jorge Martin, Oliveira hingga yang terbaru Raul Fernandez merupakan secuil nama dari sekian banyak pembalap yang sukses diorbit oleh pabrikan Austria tersebut.
Sebelumnya, Davide Tardozzi dari Ducati sempat melayangkan sindiran kepada KTM. Tardozzi menilai, pabrikan Austria tersebut "terlalu serakah" dalam mencari bibit-bibit muda pembalap MotoGP.
Namun seringkali ketika mencapai level MotoGP, pembalap muda tersebut memilih hengkang dari KTM dan bergabung bersama kompetitor seperti Yamaha, Honda, dan Ducati.
Kasus terbaru seperti Jorge Martin yang memilih Ducati ketika promosi ke MotoGP. Martin diketahui merupakan pembalap KTM Ajo Motorsport dan telah dipersiapkan sebagai rising star KTM Factory Racing di level MotoGP.
Sayangnya, ekspektasi berbanding terbalik. Ducati secara jeli mampu membujuk Martin untuk bergabung bersama tim satelit Pramac, hingga mencetak kemenangan perdana di musim ini.
Terbatasnya slot untuk pembalap muda KTM di kelas MotoGP disinyalir menjadi penyebab utama mengapa bibit muda KTM sangat mudah dicuri oleh para pesaingnya.
Seluruh pembalap-pembalap muda tersebut menargetkan bermain di level MotoGP, sementara KTM hanya mempunyai 4 motor dengan rincian 2 di tim satelit dan 2 lainnya di tim pabrikan.
Bukan tak mungkin, talenta-talenta emas lainnya seperti Pedro Acosta bakal memilih bergabung dengan tim lain, demi hasrat bermain di level MotoGP.
Direktur olahraga KTM Pit Beirer juga mengkritik para pesaingnya seperti Yamaha dan Honda yang kerap menggoda pembalap-pembalap muda KTM dengan gaji fantastis agar mau bergabung bersama pabrikan mereka.
"Mempromosikan talenta muda (untuk sampai ke MotoGP) tidak semudah itu”, Beirer menekankan dalam sebuah wawancara dengan SPEEDWEEK.com.
“Ketika kami melihat berapa banyak pekerjaan dan uang yang dibutuhkan untuk mengurus semua seri junior ini dan juga pembalap di kejuaraan dunia Moto3 ini karena kami memiliki semangat untuk mengembangkan pembalap muda," ungkap Beirer.
"Saya melihat rekan saya Lin Jarvis yang iri dari waktu ke waktu. Dia telah mendatangkan pembalap top seperti Lorenzo, Vinales dan Quartararo dari Yamaha selama 15 tahun terakhir. Dia bisa menemui Quartararo dan berkata, 'Berapa harga yang ditawarkan oleh pabrikan lain? 3 juta? Dengan saya Anda akan mendapatkan 4 juta. ' Jadi Quartararo pergi ke sana dengan paket ini. Itu tentu saja pendekatan yang berbeda." Ujarnya.
"Jika seseorang seperti Tardozzi mengkiritik konsep kami hari ini, kami akan menjawab sederhana: 'Bangun motor balap di Moto3, beli tim Moto2, lalu coba kembangkan talenta-talenta muda. Itu cukup mudah. Anda tidak perlu menjadi super cerdas untuk menyalin sistem kami." Kata Pit Beirer.
"Tapi Anda tidak bisa selalu membeli pembalap yang sudah jadi,” kata Pit Beirer. “Itu tidak selalu berhasil. Cukup beruntung ada pembalap yang setia yang kami bina dari program junior, dan mau tetap bersama brand ini. Kami memiliki akses langsung dengan pembalap muda di tim kami. Kami melihat itu sebagai keuntungan. Di satu sisi, ini sangat menyenangkan bagi kami, tetapi hal juga ini menghabiskan banyak uang." tutupnya.
Wacana terbaru KTM agar talenta-talenta mudanya tak hijrah ke pabrikan lain, Pabrikan Austria itu ingin memberlakukan sistem peminjaman untuk pembalap-pembalap mudanya. Sederhananya seperti sistem peminjaman pada pemain sepakbola. Tim yang memegang penuh kontrak pembalap tersebut, mengizinkan pembalapnya bergabung dengan tim lain, dengan catatan sementara atau dalam batas waktu tertentu tanpa merusak kontrak dengan KTM sendiri.
Comments