Fabio Quartararo mengamankan gelar juara dunia MotoGP pertamanya di Grand Prix Emilia Romagna di Misano, setelah pesaingnya Francesco Bagnaia terjatuh saat sedang memimpin balapan.
Ucapan selamat mengalir kepadanya, dari para rival hingga tim mekanik yang bekerja dengannya. Mereka memberikan penghormatan kepada Quartararo setelah meraih gelar juara pertama Yamaha sejak terakhir kali diraih oleh Jorge Lorenzo pada tahun 2015.
Diego Gubellini kepala mekaniknya melontarkan pujian kepada El Diablo. Gubellini mengaku saat Quartararo melakukan debut di kelas MotoGP pada 2019 lalu, sang pembalap tak terlalu diperhitungkan karena tampil tak terlalu menonjol di kelas Moto2.
Namun itu menjadi keuntungan tersendiri untuk Quartararo karena ia bisa fokus memahami karakteristik motornya, hingga menjadi juara dunia.
"Fabio datang ke MotoGP tanpa prestasi yang menonjol di kelas Moto2," kepala kru Diego Gubellini, yang mengikuti Quartararo ke pabrikan Yamaha setelah bekerja dengannya di tim Petronas SRT, mengatakan hal ini kepada Motorsport.
“Itu membebaskannya dari tekanan dan memberinya kebebasan yang dia butuhkan untuk memahami bahwa yang penting adalah memahami motor dan beradaptasi dengannya, sebelum berpikir untuk membuat perubahan besar," ungkapnya.
"Untuk Yamaha, itu sangat membantu. Fabio adalah tipikal pembalap yang memiliki sifat santun. Salah satunya ketika dia mengakui dan intropeksi diri saat melakukan kesalahan," ucap Gubellini.
"[Dia] santai karena itulah karakternya. Dia sangat sopan setiap hari," katanya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Manajer tim Yamaha Lin Jarvis. Pria asal Inggris itu setuju dengan penilaian Gubellini tentang Quartararo, dan menambahkan bahwa selain kemampuan berkendaranya yang sangat mumpuni, pembalap Prancis itu telah membawa hal "positif" ke dalam tim.
Jarvis juga menjelaskan bahwa sifat Quartararo yang ramah menandakan bahwa dia tidak perlu membuat keributan kepada sesama pembalap MotoGP. El Diablo diyakini hanya membutuhkan persaingan di trek untuk tampil sebaik mungkin.
"Kepribadian adalah salah satu kekuatannya," kata Jarvis.
"Dia anak yang baik dan mampu melaju sangat cepat dengan motornya, serta agresif pada waktu yang tepat. Semua hal dia miliki terkombinasikan dengan dirinya yang juga membawa banyak hal positif ke dalam tim," jelas Lin Jarvis.
“Beberapa pembalap membutuhkan musuh untuk tampil sebaik mungkin, untuk memberdayakan diri mereka sendiri dan mencoba untuk menghancurkan saingan mereka, tetapi Fabio tidak," terang pria asal Inggris tersebut.
"Dia tidak membutuhkan musuh, dia membutuhkan saingan untuk bersaing, dan saya pikir itu sebabnya dia sangat populer bahkan di antara lawan-lawannya," tutupnya.
Kommentit