top of page

Fonsi Nieto Kritik Situasi Motor MotoGP yang Dinilai Semakin Tidak Manusiawi


Eks rider MotoGP Fonsi Nieto melayangkan kritikan terhadap pengembangan motor-motor MotoGP yang dinilai saat ini benar-benar menuntut fisik para pembalap agar dapat dikendarai secara optimal.


Pembalap asal Spanyol yang kini menjadi pelatih rookie Jorge Martin itu menilai para insinyur harus mengubah cara mereka dalam mendesain motor-motor tersebut.


Nieto menyadari prototipe ini telah berevolusi sedemikian rupa sehingga, dibutuhkan kemampuan yang luar biasa layaknya Superman untuk unggul di MotoGP. Pembalap harus ditekankan tetap berada dalam kondisi fisik yang selalu prima jika ingin memanfaatkan kemampuan motor seperti akselerasi, pengereman, dan menikung dari prototipe saat ini.


Kemajuan insinyur dalam elektronik motor dan downforce telah dinikmati MotoGP selama bertahun-tahun. Ini menghasilkan motor tercepat yang pernah ada di muka bumi dan paling efisien dalam sejarah. Tapi ada harga mahal yang harus dibayar seperti resiko terburuk yakni para pembalap berjudi dengan nyawa mereka sendiri.


Dalam pernyataannya yang disampaikan kepada Todocircuito , Fonsi Nieto mengatakan dengan blak-blakan : " Jika kita terus seperti ini, kita harus mencari superman untuk mengendarai sepeda motor ini, daripada pembalap berbakat," ungkap pria asal Spanyol tersebut.


Harus dikatakan bahwa para pembalap ini sudah siap dengan segala resiko terburuk dari cedera fisik. Ada orang-orang yang merasa sulit untuk kembali dari cedera atau beberapa pembalap yang kembali setelah mengalami cedera, bisa saja merasakan cedera yang sama bahkan berkelanjutan di sepanjang hidup mereka.




"Jika ban memiliki cengkraman yang lebih banyak, motor akan berjalan lebih cepat, rem lebih baik, namun kondisi fisik juga menjadi semakin penting. Saya telah melihat balapan dengan pembalap-pembalapnya rata-rata mengalami masalah fisik. Anda tidak bisa lagi melakukan semua putaran dengan 100%, terutama untuk menjaga kondisi fisik Anda," ungkap keponakan Angel Nieto itu.


"Insinyur bekerja selama berbulan-bulan untuk mendapatkan kecepatan dengan setiap bagian yang mereka buat, kemudian pada hari Minggu, pembalap tidak dapat memberikan 100% performanya karena sepeda motor ini sangat sangat menuntut fisik untuk dikendarai. Ada balapan di mana Anda harus menyelamatkan ban Anda, tetapi akhir-akhir ini ada banyak sirkuit di mana Anda juga harus mengutamakan nyawa ketimbang meraih kemenangan," kata Nieto.


Fonsi Nieto menuntut bahwa setiap pabrikan harus menyadari bahwa manusia juga memiliki batas terhadap kondisi fisiknya. Ia juga menekankan kepada para insinyur untuk lebih memperhatikan sisi keselamatan para pembalap ketimbang merancang motor yang cepat namun dapat membahayakan nyawa pembalap itu sendiri.


"Beberapa tahun kedepan, kita akan melihat banyak perubahan pada motor, yang jelas harusnya motor-motor tersebut dirancang untuk lebih mudah dikendarai," jelasnya.


"Oleh karena itu, tidak ada yang salah dengan memproduksi motor yang lebih cepat dan lebih bertenaga, namun harus melihat sisi prototipe yang lebih manusiawi dan tidak terlalu menuntut fisik pembalap sehingga mereka dapat berkendara lebih aman tanpa harus menciderai diri mereka sendiri," tutupnya.

Comments


bottom of page