Transformasi Pramac yang dulunya berstatus tim satelit, kini mampu menggoyahkan tim pabrikan di beberapa balapan. Hal tersebut terlihat signifikan, mulai dari raihan beberapa podium, hingga kemenangan dan pole position berhasil diraih.
Otak dibalik perubahan yang luar biasa ini adalah kerja keras Francesco Guidotti selaku Team Manager Pramac Ducati. Pria Italia tersebut ditunjuk sebagai orang nomer satu di garasi Pramac sejak tahun 2012.
Di awal-awal periode kepemimpinannya, Pramac mulai membangun kesuksesan. Tim sering kali mampu meraih hasil yang kuat, dengan raihan tujuh podium dalam periode empat tahun, dan posisi terbaiknya di kejuaraan pembalap adalah keenam dengan perolehan total 169 poin. Namun kala itu, Pramac masih kalah jauh dari Tech3 yang masih membalap bersama Yamaha.
Puncak kesuksesan Guidotti di Pramac terlihat di musim 2019. Lewat Jack Miller, Pramac membukukan catatan baru, dengan meraih 5 podium dalam satu musim, hal yang dulunya hanya bisa diraih dengan kurun waktu 4 tahun.
Bagnaia dan Miller membawa Pramac finis di posisi keenam dalam klasemen tim, dengan perolehan 219 poin. Atas hasil tersebut, kedua pembalap mereka dipromosikan ke tim pabrikan Ducati di tahun 2021, menggeser pembalap senior Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci.
Namun kepergian duo tersebut, membuat Pramac makin menjadi-jadi di MotoGP. Musim 2021, Pramac mempercayai Jorge Martin dan Johann Zarco sebagai penunggang kuda besi mereka.
Martin dan Zarco berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah Pramac Ducati di MotoGP. Tujuh podium, empat pole position, satu kemenangan, peringkat kelima dalam kejuaraan secara keseluruhan untuk Zarco (pembalap tim satelit terbaik), penghargaan rookie of the year untuk Martin, gelar tim independen dan kontribusi yang cukup besar untuk konstruktor Ducati, akan selalu diingat dalam buku sejarah tim.
Pramac Ducati juga mengubah wajah tim satelit di MotoGP. Tim yang dipimpin oleh Guidotti ini menjadi revolusioner bagi tim-tim satelit lainnya.
Kerja keras Guidotti melobby petinggi Ducati membuat timnya layak diberi dua motor spek pabrikan. Selain itu, kedua pembalapnya juga diberikan hak secara langsung untuk menguji inovasi-inovasi terbaru Ducati.
Sepertinya ketidakhadiran Guidotti akan menyebabkan masalah teknis yang sama seperti yang dilakukan Davide Brivio dari tim pabrikan Suzuki 12 bulan lalu.
Guidotti merupakan sosok krusial dalam kubu Pramac dan orang yang paling akan dirindukan di garasi, di mana perannya sebagai mentor dan figur ayah tidak hanya bagi para pembalap tetapi bagi seluruh kru.
Itu akan menjadi pekerjaan yang sulit bagi pemilik tim Paolo Campinoti untuk menemukan seseorang yang membawa kekuatan yang sama ke garasi menjelang dimulainya musim 2022.
Comments