Tak diragukan bahwa Mercedes dan Red Bull sepanjang musim ini terus bertempur roda ke roda, dengan pembalapnya maupun prinsipal timnya. Flexi-wing, hak ajukan banding, dan lainnya terus memanaskan drama politik antara kedua tim tersebut. Namun dua hari sebelum penentu kejuaraan, perang kata antara keduanya seakan berhenti. Keduanya berakhir pada saling berjabat tangan.
“Semoga beruntung, Semoga pembalap dan tim yang terbaik menang,” ucap Wolff pada Horner ketika media bertanya ‘apa yang akan anda katakan pada satu sama lain?’ selagi berjabat tangan.
“Siapa yang menyangka pada awal musim kami akan berada di situasi ini, dengan kesempatan yang luar biasa untuk meraih piala ini?” ucap Horner. “Ini serasa seperti Squid Game, di mana kami berada pada poin yang sama. Saya pikir ini akan membuat tontonan jadi lebih menarik untuk hari Minggu. Saya akan membela tim saya, pembalap saya, sampai titik akhir–karena itulah yang harus dilakukan, yang harus saya wakili, yang harus saya lindungi,” jelas Horner.
“Saya tidak mungkin bisa tersenyum sepanjang musim kepada pesaing terbesar saya. Karena bagi saya, itu bukan tindakan yang benar, bukan tindakan yang jujur. Itulah olahraga yang ketat, emosi akan terus mendidih,” tuntas Horner
Wolff setuju kemudian mengatakan, “Ada rasa saling menghormati pada tim lain. Saya berdiri untuk tim saya dan demi keuntungan tim, kadang akan ada waktu-waktu yang sengit, karena bukan hanya pembalap yang bertarung di trek. Kami bertarung untuk keuntungan dari regulasi dan tentu saja kami juga memiliki bias tertentu yang datang dari sisi pandagan yang berbeda.”
“Saya terkadang bisa emosional, dan Christian punya caranya sendiri untuk mengahadapinya, dan seperti yang ia katakan, sifat yang sangat berbeda. Namun itulah pertempuran untuk merebutkan piala ini, hadiah terpenting pada olahraga ini. Inilah kejuaraan dunia,” tuntas Wolff.
Mereka kemudian berjabat tangan lagi di balik kamera ketika meninggalkan ruangan press-conference.
ADH-GPRI F1
Sumber: Motorsport.com
Comments