Kembalinya Indonesia sebagai salah satu sirkuit balapan MotoGP memang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar. Ini momen sakral untuk pertama kalinya sejak tahun 1997, Indonesia menggelar balapan motor roda dua terakbar di dunia, tepatnya di sirkuit Sentul.
Kali ini, Sirkuit baru Mandalika dipercayakan sebagai salah satu venue balapan MotoGP di Indonesia. Ini memutuskan Dorna sebagai pihak penyelenggara untuk melakukan tes uji coba sebelum balapan benar-benar dilaksanakan di Bulan Maret mendatang.
Namun sayangnya dalam tes tiga hari tersebut, sirkuit kebanggaan Indonesia kali ini mendapatkan kesan yang negatif dari para pembalap.
Selain jalur trek yang disebut-sebut kotor dan berdebu karena dampak dari pekerjaan proyek infrastruktur di sekitar sirkuit yang belum selesai, beberapa masalah yang lebih serius lagi harus diatasi sebelum trek dinyatakan layak untuk menggelar balapan.
Utamanya yang paling serius adalah masalah permukaan aspal yang dinilai cepat tergerus. Material konstruksi pada permukaan aspal disebut-sebut tidak mampu menahan kekuatan motor hingga 220mph dan dengan kekuataan sebesar itu, aspalnya sangat mudah terkelupas hingga bisa menyebabkan kerusakan pada motor dan cedera bagi para pembalap.
Lalu pertanyaannya mengapa ketika WSBK Mandalika digelar, keluhan-keluhan seperti ini tidak seintens ini. Hal itu disebabkan karena kekuatan motor produksi lebih rendah dari prototipe MotoGP, lalu ban yang digunakan di motor WSBK tidak membutuhkan grip yang banyak seperti ban-ban motor MotoGP, dan hujan lebat yang menurunkan suhu trek.
Salah satu area utama yang menjadi perhatian dan yang paling disorot oleh para pembalap adalah area trek lurus start dan finish, yang mana itu merupakan area yang permukaan aspalnya sangat cepat tergerus.
Satu-satunya solusi adalah pengaspalan ulang sirkuit secara menyeluruh, menggunakan spesifikasi material yang benar.
Namun, dengan hanya tersisa lima minggu sebelum balapan dan dengan unit spesialis yang dibutuhkan, hal ini sepertinya tidak mungkin terjadi (jika pengaspalan dilakukan sebelum balapan dimulai).
Selain itu masalah serius lainnya yang dikeluhkan adalah gravel atau batu kerikil di run-off area. Bahkan pembalap Pramac Ducati Jorge Martin menyebut gravel di sirkuit Mandalika seperti pisau.
Dengan timbulnya berbagai masalah serius seperti ini, desas-desus yang beredar di paddock pada hari terakhir tes adalah dengan memindahkan jadwal balapan ke akhir tahun.
Namun jika benar dipindahkan, maka ini akan menimbulkan jadwal yang super padat ketika MotoGP dilangsungkan di benua Asia dan Australia. Jika benar demikian seri MotoGP akan dilangsungkan 5 kali dalam kurun waktu 5 pekan.
Hal yang paling logis adalah menunda balapan dan akan menjadwalkan kembali di tahun 2023. Namun sepertinya hal ini juga tidak akan mudah diputuskan, mengingat Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar MotoGP yang memiliki basis penggemar terbanyak di dunia.
Knp gak di sapu dulu sebelum maen biar bersih dan aman
Optimisme yang perlu diuraikan... Bukan pesimis dan terkesan menonjolkan hal2 yang kurang... Inilah mental kita... paling senang bahas kekurangan...
Semoga bisa segera diperbaiki sesuai yg diharapkan semua pihak.
& Tepat waktu sesuai jadwal.
Jangan sampai hal2 seperti ini membuat investasi besar jadi mubazir
karena mereka kapok untuk kembali
Saya yakin bangsa ini sudah banyak yg cerdas & dewasa serta bijak dlm menyikapi masalah nasional...
Selamat datang di era menuju pengakuan dunia
...
Salam waras
Kenapa kelemahan2 ini mengingatkan dan menguatkan sifat kontraktor kita selama ini dgn segala korupsi bahannya di jalan raya/ jalan lintas. Sangat kecewa dgn mindset kontraktor indonesia kita ini. Sirkuit sekelas dunia dan dihadiri event2 dunia bisa seperti ini kualitasnya. Apakah dari sisi finansial sehingga ga mampu beli bahan bagus? Atau korupsi bahan?
Ahli aspal yg katanya cuma beberapa didunia termasuk ada orang Indonesia itu sendiri nyatanya hasil kerjanya tidak lebih bagus dari jalan tol,, masa iya aspal nomer wahid bisa ngelupas 🤣