Finis di posisi ke-6 saat GP Austin kemarin, membuktikan bahwa Enea Bastianini adalah seorang talenta hebat bagi Ducati. Satu podium juga berhasil ia torehkan saat GP Misano, menggunakan Desmosedici versi lama yang pernah ada di grid MotoGP tahun ini.
Hasil yang diperoleh tentu tidak didukung dengan motor yang mumpuni. Jelas juara dunia Moto2 tahun 2020 itu menginginkan sesuatu yang lebih "ganas" yang bisa membuatnya bertarung lebih dari sekedar podium saat balapan.
Ironisnya nasib Bastianini di tahun depan sama persis dengan apa yang dialami oleh Morbidelli, sebelum hijrah tim pabrikan.
Ducati menjanjikan sebuah pembaruan untuk motornya. Desmosedici GP21 akan diberikan untuk Bastianini, namun kebalikan dari apa yang akan terjadi pada rekan setimnya saat ini, Luca Marini, yang ditakdirkan untuk mengendarai Desmosedici GP22 di tahun depan.
Sebuah pilihan yang terlihat tidak adil, mengingat hasil yang ditorehkan oleh Luca Marini kalah jauh dengan apa yang ditunjukkan oleh Enea Bastianini.
Faktanya di daftar klasemen sementara Luca Marini menempati posisi ke-20, mengumpulkan 30 poin. Sedangkan Enea Bastianini berada di peringkat ke-13, menorehkan 1 podium dan mengumpulkan 71 poin.
Direktur olahraga Ducati, Paolo Ciabatti menjawab alasannya. "Jujur, itu tidak mungkin (memberikan motor pabrikan ke Bastianini),” akui Ciabatti kepada The-Race beberapa waktu lalu.
“Bagi kami untuk menyediakan lebih dari lima motor spek pabrikan di grid pada tahun 2022 hampir tidak mungkin. Bukan hanya karena alasan biaya, tetapi juga untuk keberlangsungan tim dan alasan logistik." Akui Ciabatti.
"Semuanya memakai suku cadang baru dan terkadang memiliki beberapa masalah biaya. Itu tidak mungkin. Tahun ini Enea menggunakan motor 2019, itu karena kami tidak dapat mengembangkan mesin baru dari 2020 hingga 2021. Tahun depan akan ada GP21 dengan spesifikasi yang sangat baru," ungkap pria asal Italia tersebut.
Manajer sang pembalap, Carlo Pernat kepada Moto.it menuturkan bahwa sejatinya Bastianini sedikit kecewa dengan apa yang Ducati lakukan terhadapnya.
"Jelas pada tahap ini dia menderita. Dia seorang pembalap, dia yang terkuat di timnya saat ini dan mereka memberikan motor terbaik kepada orang lain. Jelas dia tidak ingin membuat marah siapa pun dan memilih untuk bersabar." kata mantan manajer Andrea Iannone itu.
"Dalam kontrak, kita masih berbicara tentang motor pabrikan, tetapi tentu saja, itu bisa saja diberikan di tahun 2023. Tahun 2022 Bastianini akan disponsori oleh Gresini dan dengan motor Desmosedici GP21, yang dikendarai Bagnaia musim ini, ditambah beberapa pembaruan seperti versi GP22," ungkapnya.
Dia menambahkan: “ Saya mengupayakan agar Bastianini dapat memiliki motor yang setara dengan pembalap pabrikan dan saya pikir dengan bakat seperti ini, Saya tidak melihat bagaimana Ducati tidak bisa melakukan sesuatu yang lebih untuk dia."
Tapi sebenarnya, mengapa perbedaan antara Bastianini dan Marini ini tak sesuai dengan hasil yang ditorehkan oleh kedua pembalap tersebut.
Pernat menjawab: “ Ducati ingin motor dibayar, dan ada harga yang berbeda antara satu mesin dengan mesin lainnya. Tim VR46 membayar jumlah yang lebih besar dan Gresini mungkin membayar dengan nilai yang lebih rendah. Inilah kenyataannya." Tutupnya.
Comentarios