Repsol dalam sebuah artikel yang mereka keluarkan di situs resminya, menganalisis bagaimana kemajuan teknologi di MotoGP merusak pamor MotoGP itu sendiri.
Sponsor utama pabrikan Honda tersebut memberikan kritikan pedas untuk Dorna Sport. Menurut Repsol, kondisi persaingan di MotoGP saat ini sangat mengkhawatirkan.
Tim-tim MotoGP diberi keleluasaan untuk mengembangkan teknologi motor seperti aerodinamis atau sistem ride height device dengan bertujuan untuk memberikan kesetaraan level bagi motor yang berkompetisi di MotoGP.
Namun nyatanya aspek tersebut berbanding terbalik. Faktor utama adalah sponsor yang sangat mudah “cabut” dari tim itu sendiri, lalu semakin sulit untuk menyalip pembalap, hingga bahkan risiko cedera yang tinggi bagi para pengendara.
“Musim ini situasinya semakin memburuk hingga (motor) menjadi semakin sulit untuk disalip. Penerapan teknologi baru, seperti penggunaan besar-besaran elemen aerodinamis, atau sistem yang memodifikasi ketinggian sepeda motor untuk mendapatkan efisiensi dalam akselerasi, membuat menyalip semakin sulit,” jelas Repsol dalam artikelnya.
“Anda tidak lagi hanya bergantung pada potensi mesin atau keterampilan Anda. Ini menggelinding lebih cepat dan mengerem motor dalam waktu yang lebih singkat, dan itu membuatnya jauh lebih sulit untuk mendapatkan celah yang cukup untuk melakukan overtake dengan aman,”
Namun kesulitan menyalip bukan satu-satunya hal dikhawatirkan. Padahal, sebelum kompetisi dimulai, keselamatan pembalap sudah dibahas terlebih dahulu. Marc Márquez adalah salah satu orang pertama yang menentang perangkat pengatur ketinggian.
Perangkat baru yang diperkenalkan di motor musim demi musim tidak hanya meningkatkan kecepatan tertinggi motor tersebut, tetapi juga menuntut lebih banyak upaya fisik dari penunggangnya, sehingga meningkatkan risiko cedera.
“Ada detail yang tidak bisa diabaikan dalam teknologi ini, dan itu adalah pengaruhnya terhadap fisik pengemudi. Para pembalap lebih rentan terkena cedera otot di lengan, itu adalah masalah umum bagi kebanyakan pembalap,”
“Sebagian besar tanggung jawab atas gangguan ini terletak pada aerodinamika. Spoiler dan perangkat lain yang memberikan beban besar ke motor, membuat motor tersebut lebih sulit dikendarai secara fisik,” tulis Repsol dalam artikelnya.
Faktor lainnya yang dikritik adalah banyaknya jumlah seri balapan yang membuat waktu istirahat para pembalap berkurang drastis. Musim ini para pembalap akan menjalani 21 seri balapan, yang mana itu merupakan rekor terbanyak dalam sejarah MotoGP.
“Detail lain yang harus dicermati adalah seri balapan yang terlampau banyak. Pembalap harus memiliki kemampuan untuk tampil selama lebih dari delapan bulan kompetisi secara terus menerus”
“Kejuaraan terlihat seperti ujian untuk tampil konsisten dan sangat penting untuk tak membuat kesalahan. Itulah mengapa para pebalap agak lebih konservatif, karena hasil yang buruk terkadang sangat sulit untuk diatasi, dan sistem poin di MotoGP memberikan keuntungan yang sangat kecil untuk memenangkan balapan”, tutup Repsol dalam artikelnya.
Inget, abah vale juga pernah bilang hal yang sama soal kengerian motogp saat ini? Yap, dia dihujat karna dianggap banyak ngeluh🤣 sekarang liat, makin banyak yang setuju ama statement abah .
Yhaaaaa, Honda Mulai panik . .