top of page

Sempat Memanas, Hubungan Duo Tech3 Kembali Harmonis


Foto : KTM Tech3 Racing


Remy Gardner dan Raul Fernandez adalah dua rookie fantastis yang kembali dipasangkan di tim satelit KTM Tech3.


Keduanya saling sikut memperebutkan gelar juara dunia Moto2 tahun lalu, bersama KTM Ajo Motorsport. Atas dasar itulah, gesekan di hubungan dua pembalap tersebut tak dapat dihindari sejak awal diperkenalkan sebagai pembalap MotoGP bersama KTM.


Bahkan Raul menuding rekan setimnya mampu meraih juara dunia karena Ia mendapat perlakuan yang berbeda dari tim lamanya. Tak mau kalah, Remy membantah tudingan Raul sebagai “omong kosong” belaka.


Kini, hubungan keduanya telah mencair dari perseteruan lama di Moto2. Adalah Raul yang membeberkan hal tersebut kepada Motorspot.com.




“Hubungannya dengan Remy (saat ini) luar biasa", ungkap pembalap asal Spanyol tersebut.


"Ini seperti musim lalu. Kami bukan teman, tetapi jika kami perlu pergi bersama untuk makan malam, kami akan pergi bersama," kata pembalap Spanyol itu di sela-sela tes shakedown Sepang minggu ini.

“Bagaimanapun, masa lalu adalah masa lalu dan sekarang saya benar-benar fokus pada proyek luar biasa ini bersama KTM. Saya sangat, sangat senang tinggal bersama KTM untuk tahun ini,” ungkap sang pembalap.


Foto : KTM Tech3 Racing

“Saya benar-benar fokus untuk mencoba meningkatkan motor dan saya tidak memikirkan masa lalu. Saya memikirkan diri saya sendiri dan jika saya membutuhkan sesuatu, saya akan mencoba untuk meningkatkannya.” Akui runner-up Moto2 2021 itu.

Bos KTM Pit Beirer merasa ketegangan yang terjadi antara dua pembalap tersebut sebagai hal normal, mengingat apa yang mereka pertaruhkan pada tahun lalu. Pria asal Austria itu juga menegaskan baik Gardner dan Fernandez telah berhubungan baik sekarang.

"Ya, maksud saya ketika Anda memiliki dua pembalap fantastis yang mengejar target yang sama, ada beberapa gesekan," aku Beirer saat acara peluncuran KTM minggu lalu.

Foto : Raul Fernandez



“Ini yang harus kami pelajari sebagai tim. Jika Anda memiliki pembalap juara yang ingin menang, mereka melangkah jauh dan pada akhirnya mereka hanya mencoba membawa tim ke puncak tertinggi,” ungkap Beirer.

"Mereka seperti anak-anak kita dan pada akhirnya, di trek balap, mereka harus bertarung habis-habisan,” katanya.


"Jadi, saya pikir hal terbaik yang harus dilakukan pada saat itu adalah tidak berkomentar dan membiarkannya tenang karena para pemain memberikan banyak tekanan pada diri mereka sendiri, satu orang sangat senang karena dia baru saja menang dan yang satunya lagi akan merasa tertekan setelah kehilangan gelar juara,” tutupnya.

Comments


bottom of page