Yuki Tsunoda tinggal di Inggris sebelum akhirnya pada awal musim panas, Alpha Tauri memerintahkannya untuk pindah rumah–dekat dengan markas Alpha Tauri. Pindahnya Tsunoda ke Faeza adalah dengan tujuan agar Tsunoda bisa kerja lebih dekat dengan Franz Tost dan dengan teknisinya setelah hasil menjanjikannya di Bahrain dengan meraih poin di debutnya, namun gagal untuk terus konsisten setelahnya. Timnya sendiri akui senang dengan pindahnya Tsunoda. Meski Tsunoda tidak memiliki tahun yang produktif seperti perkiraan orang, ia mengakhiri musim dengan sangat baik melihat hasil GP Abu Dhabi berada finis di posisi 4.
“Sebelum datang ke Italia Saya sangat pemalas. Setelah latihan Saya langsung pulang dan menyalakan PlayStation 5 milik Saya dan main sepanjang hari, bersenang-senang saja.”
“Saya pikir inilah alasannya mengapa, saat mendekati pekan balapan, Saya merasa melakukan segalanya dengan panik. Saya baru saja mulai mempersiapkan diri untuk pekan balapan dan Saya pikir itu semua sudah terlambat.”
“Jika membandingkan diri Saya dengan pembalap lain, Saya pikir Saya butuh persiapan lebih banyak lagi. Saya seorang Rookie di sini dan Saya membutuhkan lebih banyak persiapan daripada pembalap yang lebih berpengalaman,” jelas Tsunoda.
“Beberapa hal berkembang sejak Saya pindah ke Italia. Setelah balapan, kami kembali ke markas untuk meninjau ulang balapan dan memahami apa yang menjadi masalah, dan pendekatan ini membuahkan perbedaan.”
Tsunoda merasa bahwa ia perlu meningkatkan kondisi fisiknya, dan tidak akan memanjakan dirinya selama di luar musim.
“Pertama, Saya akan kembali ke Jepang dan mengisi ulang tenaga saya. Sejak Februari Saya tidak pulang ke Jepang. Saya sangat merindukan makanan Jepang. Di saat yang sama, Saya perlu meningkatkan diri saya terutama pada sisi kebugaran. Itulah yang akan Saya lakukan di luar musim. Saya tidak akan istirahat penuh atau minum bir dan lainnya,” tuntas Tsunoda.
ADH-GPRI F1
Sumber: Planet F1
Comments