Lewat series Dokumenter MotoGP Unlimited yang dirilis oleh Prime Video, mengungkapkan beberapa latar belakang retaknya hubungan antara Maverick Vinales dan Yamaha di pertengahan musim 2021.
Pabrikan asal Iwata tersebut memutuskan untuk menskors Vinales di balapan berikutnya, setelah dituding dengan sengaja ingin menghancurkan mesin motor YZR-M1 miliknya.
Dilansir dari laman Corsedimoto, Salah satu scene di MotoGP Unlimited memperlihatkan bagaimana ketegangan antara Jarvis dan Vinales yang bersitegang sesaat setelah GP Styrian selesai. Top Gun pun tak segan-segan melontarkan tudingan kepada pimpinan tim.
“Setidaknya biarkan saya pergi dengan motor lain, biarkan saya keluar, saya ambil motor lain dan kemudian saya bisa balapan. Kamu mempermainkanku,” kata Vinales.
Lin Jarvis menjawab dengan blak-blakan: " Itu tidak benar ". Dan pembalap Spanyol itu melanjutkan: “ Itu benar. Anda mengubah motornya. Saya mulai seperti biasa dan Anda menurunkan perfoma motornya. Saya tidak tahu apa yang Anda lakukan"
Jarvis kemudian menolak tuduhan itu dengan tegas: “ Anda salah jika Anda berpikir bahwa kami melakukan sesuatu yang salah pada motor, ada sesuatu yang hilang dari diri anda.”
Akhirnya, Maverick Vinales diskors karena berusaha menghancurkan mesin, seperti yang ditunjukkan oleh data onboard, Vinales terbukti membahayakan salah satu mesin yang dia miliki. Pada titik ini dia mengakui dan mengaku salah. Kerjasama antara Vinales dan Yamaha pun berakhir lebih cepat. Pemutusan kontrak dinilai merupakan jalan terbaik untuk
kedua belah pihak.
“Saya mengerti betul, mereka menskors saya karena saya mencoba merusak motor dan mereka marah . Jika saya seorang pemimpin tim, saya juga akan marah. Saya merasa frustrasi ... Itu harus berhenti . Selama beberapa malam, saya menangis frustrasi. Saya memiliki waktu yang buruk sehingga saya tidak ingin mengulanginya. Saya ingin hidup bahagia,” tutup Vinales.
Series dokumenter MotoGP unlimited sudah dirilis beberapa hari yang lalu, namun sayangnya Prime Video belum mengeluarkan lisensi tayangan di Indonesia.
Comments